Rabu, 19 Mei 2021

Adab Bersiwak

 

Bersiwak dan Adab-Adabnya


Siwak berbeda dengan sikat gigi. Siwak adalah sejenis kayu yang digunakan oleh Rasulullah S.A.W untuk membersihkan gigi. Beliau S.A.W bersabda,

"Seandainya tidak memberatkan umatku, maka kuanjurkan untuk bersiwak setiap akan melaksanakan shalat." (Muttafaq 'Alaih)


Diantaranya ketika dia masuk kedalam rumah…

 رَوَى شُرَيْحٌ بْنُ هَانِئِ قَالَ : سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا بِأَيِّ شَيِءٍ يَبْدَأُ النَّبِيُّ إِذَا دَخَلَ بَيِتَهُ ؟ قَالَتْ : بِالسِّوَاكِ (رواه مسلم)

Telah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata : “Aku bertanya kepada ‘Aisyah : “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika dia memasuki rumahnya ?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. [Hadits riwayat Muslim, Irwaul Ghalil no 72] 


Atau ketika bangun malam… 

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوْسُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ 

“Dari Hudzaifah ibnul Yaman Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : “Adalah Rasulullah jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak”. [Hadits riwayat Bukhari] 


Bahkan dalam setiap keadaan pun boleh bagi kita untuk bersiwak. Sesuai dengan hadits di atas (السِّوَاكَ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِّ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ). 

Dalam hadits ini Rasulullah Shallallahualaihi wasallam memutlakkannya dan tidak mengkhususkannya pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu siwak boleh dilakukan setiap waktu (Syarhul mumti’ 1/120, Fiqhul Islami wa Adillatuhu 1/300), sehingga tidak disyaratkan hanya bersiwak ketika mulut dalam keadaan kotor [Syarhul Mumti’ 1/125].


Disunnahkan bersiwak ketika berwudhu, sebelum dan setelah bangun tidur, sebelum makan, memasuki rumah, sebelum membaca al Qurán, sebelum berdzikir, sebelum menghadiri suatu majelis, sebelum bersetubuh, pada waktu sahur dan apabila tanda-tanda kematian telah mendekat. Jika istiqamah mengámalkannya, Allah S.W.T akan melipatgandakan pahala shalatnya.


Rasulullah S.A.W bersabda,

"Dua rakaat shalat yang dilakukan dengan bersiwak, lebih utama daripada 70 rakaat yang dikerjakan tanpa bersiwak." (Hr. Abu Nua'im)


Keutamaan siwak adalah: (1) mensucikan mulut, (2) membuat Allah S.W.T ridha, (3) menghilangkan bau mulut, (4) mencerahkan pandangan, dan (5) sebagai obat dan memfasihkan berbicara.


Adab-adabnya antara lain:


● Sebelum bersiwak mengucapkan basmalah dan berdoá:

Doa Sebelum bersiwak:

ﺍَﻟﻠَّﻬُـﻢَّ ﻃَﻬِّﺮْ ﻓَﻤِﻰ ﻭَﻧَﻮِّﺭْ ﻗَﻠْﺒِﻰ ﻭَﻃَﻬِّﺮْ ﺑَﺪَﻧِﻰ ﻭَﺣَﺮِّﻡْ ﺟَﺴَﺪِﻯ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّـَﺎﺭِ .

Allāhumma thahhir famin wa nawwir qalbī wa thahhir badanī waharrim jasadï 'alannār

"Ya Allah, sucikanlah mulutku, terangilah hatiku, sucikanlah badanku dan haramkanlah diriku dari api neraka."


● Memegang siwak dengan tangan kanan, diletakkan di antara jari manis dan jempol, tiga jari lainnya diletakkan di atas siwak.


● Bersiwak dimulai pada gigi atas sebelah kanan, lalu gigi atas sebelah kiri, kemudian gigi bawah sebelah kanan ke kiri.


● Siwak ditarik dari atas ke bawah, di sebelah kanan atas tiga kali, lalu ke kiri atas tiga kali, kemudian ke bawah dan hendaknya mengambil air tiga kali.


● Siwak hendaknya dicuci sebelum dan sesudah digunakan, letakkan siwak dengan posisi berdiri dan jangan diletakkan di tanah.


● Panjang siwak yang ideal adalah sejengkal dan paling pendek 12 cm, pilih siwak yang agak lurus sebesar jari manis.


● Sekurang-kurangnya bersiwak tiga kali, dan setiap satu kali sebaiknya disertai dengan menggunakan air. Sebaiknya siwak direndam lebih dahulu dengan air yang mengandung ghulab (sejenis bunga yang harum) atau air mawar sebelum digunakan.


● Boleh bersiwak di dalam masjid, namun dalam kitab Badzlul Maujud dianjurkan sebaiknya tidak bersiwak di dalam masjid, karena tujuan bersiwak untuk menghilangkan bau, sedangkan makruh menimbulkan bau busuk di dalam masjid.


● Makruh bersiwak di dalam WC dan makruh menggunakan siwak orang lain.


#AdabDanSunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar